Memahami Islam
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.’
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS Al A’raaf: 172).
Berdasarkan ayat Alquran di atas, pernyataan tauhid sudah dinyatakan setiap manusia sebelum ia dilahirkan ke dunia.
Demikian inti khotbah yang akan disampaikan salah satu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Farid Wadjdi SH MM, di Mesjid Nurussyifa, Laweyan, Solo, Jumat (22/5) siang ini.
Mubalig yang akrab disapa Farid ini menerangkan dengan rahmat-Nya, Allah mengutus Rasulullah yang misinya adalah tauhid (mengesakan Allah SWT) dan beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku,” (QS Al Anbiyaa’: 25).
“Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah yang misinya universal,” ujarnya seraya mengutip salah satu ayat Alquran. Allah SWT berfirman, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,” (QS Al Ahzab: 40).
Dalam ayat lainnya, “Katakanlah, ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk,” (QS Al A’raaf: 158).
Agama Islam, terangnya, adalah ajaran yang ditunkan Allah SWT sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya. Allah SWT berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Al Maa’idah: 3).
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (QS Al Baqarah: 62).
“Dalam ayat di atas dinyatakan bahwa siapapun yang beriman dan beramal saleh akan menerima pahala dari Allah SWT, tidak ada kekhawatiran dan tidak perlu bersedih hati,” ungkapnya.
Pengertian beriman, lanjutnya, merujuk kepada ayat, “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya,” (QS Al Baqarah: 255).
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS Al A’raaf: 172).
Berdasarkan ayat Alquran di atas, pernyataan tauhid sudah dinyatakan setiap manusia sebelum ia dilahirkan ke dunia.
Demikian inti khotbah yang akan disampaikan salah satu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Farid Wadjdi SH MM, di Mesjid Nurussyifa, Laweyan, Solo, Jumat (22/5) siang ini.
Mubalig yang akrab disapa Farid ini menerangkan dengan rahmat-Nya, Allah mengutus Rasulullah yang misinya adalah tauhid (mengesakan Allah SWT) dan beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku,” (QS Al Anbiyaa’: 25).
“Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah yang misinya universal,” ujarnya seraya mengutip salah satu ayat Alquran. Allah SWT berfirman, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,” (QS Al Ahzab: 40).
Dalam ayat lainnya, “Katakanlah, ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk,” (QS Al A’raaf: 158).
Agama Islam, terangnya, adalah ajaran yang ditunkan Allah SWT sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya. Allah SWT berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Al Maa’idah: 3).
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (QS Al Baqarah: 62).
“Dalam ayat di atas dinyatakan bahwa siapapun yang beriman dan beramal saleh akan menerima pahala dari Allah SWT, tidak ada kekhawatiran dan tidak perlu bersedih hati,” ungkapnya.
Pengertian beriman, lanjutnya, merujuk kepada ayat, “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya,” (QS Al Baqarah: 255).