Rindukan Shalat Berjamaah

Mari kita coba untuk merenungkan, kalau seandainya ada orang kaya yang berjanji akan memberi kita uang setiap hari pada pukul 18.00 WIB sebesar 1.000.000 (satu juta), jika kita diminta datang tepat pada waktunya, apakah kita akan mendatangi?apakah kita akan beralasan  bahwa kita akan beralasan bahwa kita ada acara keluarga atau ada acara lain yang lebih penting, sehingga kita tidak bisa datang.

Mari kita bayangkan seandainya kita benar-benar datang kepadanya dan mendapatkan uang satu juta rupiah perhari,.niscaya kita akan melakukan ini terus-menerus satu tahun penuh. Maka, kita akan melakukan ini terus-menerus satu tahun penuh. Maka, kita akan mendapatkan uang sebesar Rp 365 juta rupiah.

Kemudian bayangkan, setelah satu tahun, ajal datang menjemput kita dan bayangkan bahwa kita di bawa dengan beranda menuju liang lahat.

Mari kita, pikirkan, apabila kita pada posisi seperti ini jawablah dengan jujur?Apakah kita senang masuk liang lahat membawa uang Rp 365 juta rupiah dan kita tidak melaksanakan salat Maghrib satu kalipun?? Ataukah lebih utama kita masuk liang lahat dengan membawa 365 kali shalat Maghrib, dan kita tidak membawa uang walau hanya seribu rupiah. Jawablah dengan jujur!

Manakah yang lebih kekal abadi dan bermanfaat?

Ilustrasi yang saya tulis di atas menggambarkan betapa begitu bersemangat pergi tepat waktu melaksanakan sholat berjamaah, untuk mengumpulkan kebaikan? Apakah ia ragu akan datangnya kematiahn?? Atau ragu akan hari kebangkitan? Atau dia ragu akan adanya Allah?

Sholat Jamaah adalah sunnah Muakad, artinya melaksanakan shalat berjamaah menjadi prioritas utama seorang muslim selama tidak udzur.

Jikalau seorang yang telah tuadan buta seperti Abdullah bin Umi Vaktum masih disuruh untuk menunaikan shalat berjamaah, lalau bagaimana dengan kita yang diberi kesempurnaan anggota badan?
Rasulullah bersabda : "Shalat berjamaah itu lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat" (HR. Mutafaqun Alaih).