Manusia dan Kebenaran


Murid Bertanya pada gurunya :
Sungguh telah lama engkau bercerita kepada kami tentang "Kebenaran", engkau ingin kai9 hidup karenanya, sebagai mana engkau mengajarkan kepada kami cinta kematian demi untuk mempertahankan kebenaran itu. Akan tetapi engkau telah mengajarkan kepada kami pembatasan pemahaman kata-kata dan indikasinya, adalah hal yang harus didahulukan dalam setiap kegiatannya, hingga jelas tujuannya dan tidak akan menyesatkan jalan kami. Maka apakah pemahaman yang terbatas bagi kata "Kebenaran"?

Guru berkata---pada saat dia mengagumi pertanyaan muridnya :

bagus, wahai anakku, tentang apa yang Anda menginginginkannya.
Sesungguhnya kata "Kebenaran" adalah sebuah kata yang sedikit hurufnya namun memiliki arti luas. Para spesialisasi dalam berbagai disiplin ilmu mempergunakannya beragam sebagai berikut:

Para Filosofi mempergunakan kata "Kebenaran" untuk menunjukan kepada salah satu dari tiga nilai yang tinggi : Kebenaran, kebaikan dan kecantikan.

Para sarjana akhlak mempergunakannya untuk menunjukkan apa yang ada manusia atas selainnya. Yaitu, apa yang setara wajib. Oleh karena itu, mereka mengatakan: Semua kebenaran setara kewajiban.

Para ahli hukum mempergunakannya dalam arti yang lain. Hal itu, mencakup kebenaran substansi dan kebenaran personal sehingga studi hukum beserta cabang-cabangnya dinamakan studi Al huquq.

Al-Qur'an mempergunakan kata kebenaran lawan dari kata kebatilan dan kesesatan.

"maka tidak ada suatu kebenaran itu, melainkan kesesatan" (Q.S., Yunus/10;32).

Murid itu berkata:

Saya menduga, sesungguhnya pemahaman yang terakhir tentang kebenaran, itulah yang kami maksudnkan untuk mengetahuinya sekarang. Walaupun seseorang bukan dari penganut kebenaran dan tidak pula bebas dari kebatilan dan pengikutnya, dia berambisi agar mempunyai hubungan dengan kebenaran.

Guru Berkata:
Ini yang membuat perkara menjadi rumit. Maka semua penganut kebatilan berdalih seolah-olah mereka pembela kebenaran. Sebagaian mereka disebabkan kebodohan dan kealpaan, sedangkan sebagian yang lain disebabkan keras kepala dan picik.

"Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan" (QS.,Al-baqarah/2:11).

Sesungguhnya aku akan meletakkan di kedua tanganmu pelita yang akan menerangi kepadamu tentang arti kebenaran.

Kebenaran itu, wahai anakku:Adalah fitrah yang sehat yang senantiasa menuntunnya secara mantap dan abadi. Sedangkan kebatilan adalah perkara yang binasa dan labil. maka setiap sesuatu yang stabil dan abadi adalah kebenaran dan semua yang sifatnya labil dan binasa adalah kebatilan.

Apabila kita memperhatikan kepada fakta yang ada di alam ini, maka kita tidak mendapatkan sesuatu yang memiliki sifat yang tetap dan abadi pada zatnya selain Allah swt. Siapa dan apa saja selain-Nya, keberadaannya tidak pada zatnya dan tidak kekal dengan sendirinya, melainkan keberadaannya bergantung pada yang lain. Ia ada yang sebelumnya tidak ada dan keberadaannya sampai pada waktu yang tertentu, kemudian ia binasa atau mati. Fitrah dan akal menyaksikan relaitas yang ada itu. Setiap baris, bahkan setiap huruf dalam Al-Qur'an menyaksikan hal itu: Sesungguhnya Allah dialah kebenaran dan yang selain-Nya adalah kebatilan.By Heru Cahyono

Share/Bookmark