Menjalankan Vista dan Linux bersamaan dalam satu Notebook

Dual boot? Kuno…. Bisakah anda bayangkan dapat  membawa SERVER LINUX (MySQL Database server, APACHE Webserver) serta SERVER WINDOWS (SQL Server 2008, IIS7, .Net 3.5), kemanapun anda pergi, setiap saat? Bahkan dapat menggunakannya selagi dalam kemacetan lalu-lintas?
Membayangkan SERVER, pasti terlintas Perangkat Komputer berbadan besar dan berat. Jadi membawa 2 SERVER sekaligus? No way…

Kalau yang dibayangkan adalah Solusi 2 OS (Operating System) dalam satu komputer, itu cerita (lama) dan bukan lagi berita. Teknik ini dikenal dengan istilah Dual Boot (atau Multi Boot).
Cerita kali ini adalah menjalankan 2 OS secara bersamaan (dikenal dengan istilah: Virtual Machine)! Lebih heboh lagi, dijalankan disebuah Notebook (bukan Desktop komputer). Di sini digunakan Windows Vista sebagai HOST OS dan Linux FEDORA 10 sebagai GUEST OS. Kedua OS ini akan beroperasi secara bersamaan!


Yang disebut Dual Boot (atau multi boot), adalah melakukan instalasi 2 OS  dalam satu Komputer. Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan 2 Hard Disk dengan masing-masing memiliki OS sendiri. Pada saat Boot, bisa dipilih mau menggunakan Drive (OS) yang mana.
Lebih advance, dengan menggunakan 1 Hard Disk yang diisi dengan 2 OS. Untuk Windows XP dengan Windows Vista cukup mudah. Tapi untuk Windows Vista dengan OS lain agak tricky, karena MBR (Master Boot Record) Vista kurang bersahabat. Tapi ini bukan topik cerita kali ini.
2 OS yang jalan sekaligus (dalam 1 Notebook, bukan Desktop), merupakan hal yang (dulunya) tidak pernah terbayangkan. Namun saat ini merupakan trend of future. Istilah awamnya ‘Virtual Machine’ atau VM. Technologinya disebut ‘Virtualization’.
Teknologi Virtualisasi sebenarnya sudah seumur sejarah Komputer itu sendiri. Konsepnya adalah, melakukan sesuatu yang seolah-olah ada (Virtual). Pada awal perkembangan Komputer, yang namanya memori adalah sangat mahal. Maka IBM mengembangkan teknologi Virtual Memory. Teknologi ini berkembang sangat pesat di era 60an (mulai dari CP-40 pada tahun 1967) hingga 1972 (dengan IBM VM) hingga sekarang.
Singkatnya, Komputer dengan memori hanya 512MB dibuat seolah-olah memiliki memori 2 GB (2,048 MB). Caranya adalah dengan menggunakan Hard Disk sebagai Virtual Memory. Saat ini, VM tidak lagi di level memory, tetapi di level Hardware (Seolah-olah memiliki beberapa Perangkat yang memiliki OS yang berbeda).
Yang paling dasyat adalah, dengan Notebook yang cukup ‘kuno’ (Saya menggunakan HP/Compaq V3007TU yang dibeli sejak tahun 2006), dengan Prosesor Intel Core Duo T2400 - 1.8Ghz, Memory 3GB (sebenarnya Hardware bisa dipasang 4GB, namun OS 32-bit hanya bisa mengenal 3GB), dan Hard Disk 100GB, bisa dilakukan Virtualisasi dengan menjalankan Windows Vista SP1 sebagai Host OS dan Linux FEDORA 10 sebagai Guest OS.
Software yang digunakan, adalah VMWare Workstation 6.5.2 Build 156735:



VWware Workstation versi ini cukup direkomendasi untuk Windows Vista sebagai HOST. Versi-versi sebelumnya kurang begitu stabil (hanya cocok untuk Windows XP sebagai HOST).
Apa keuntungan memiliki VM dibandingkan dengan dual boot? Bagi pengguna komputer kasual (baca: umumnya) memang kurang berarti. Umumnya dengan sebuah Netbook berbekal Windows XP dan WIFI dilengkapi Microsoft Office 2007, sudah bisa memenuhi segala kebutuhan.
Namun buat ‘tweaker’ seperti anda dan saya (itu sebabnya anda tertarik untuk membaca tulisan ini kan?), merupakan ‘dreams comes true’ untuk TIDAK memilih antara Windows atau Linux, tetapi dapat dua-duanya sekaligus. Bayangkan kita bisa memanfaatkan kestabilan Linux Server dengan MYSQL database dan APACHE webserver, sekaligus dapat memanfaatkan IIS 7 dalam windows Vista untuk membangun Website berbasis .NET Framework 3.5.
Dengan kata lain, kita bisa melakukan pengembangan Cross Platform (Windows dan LINUX), sekaligus melakukan Testing dan Debugging, dengan memiliki 2 server sekaligus. Dan hebatnya, server itu bisa kita bawa-bawa kemana saja, semudah menenteng sebuah Notebook!
So, we win both world, at the same time, with the comfort of Mobility