Kutuk Terorisme, IPM Deklarasi Pelajar Cerdas, Pelajar Cinta Damai

Jakarta- Aksi terorisme yang kembali marak di Indonesia, pada akirnya juga akan berdampak pada pelajar di Indonesia, stigma negatif pada kata jihad yang dikaitkankan dengan unsur berkembangnya terorisme, membuat pelajar juga cenderung untuk mengaitkan juga.
Untuk itulah pada Kamis kemarin, IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) bersama unsur Poros Pelajar lainnya, PII (Pelajar Islam Indonesia), IPNU (Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama), dan IPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama) mendeklarasikan gerakan Pelajar Cerdas, Pelajar Cinta Damai, yang diselenggarakan di Wisma Menpora, Komplek Kemenegpora RI, Senayan, Jakarta Pusat. Hal tersebut diungkapkan ketua umum Pimpinan Pusat IPM Deni Wahyudi Kurniawan, saat dihubungi via messenger, Jum’at (11/09/2009). Menurut Deni, deklarasi yang di lakukan, merupakan penegasan  Poros Pelajar sebagai gerakan pelajar mainstream di Indonesia yang mempunyai jatidiri sebagai gerakan Islam moderat rahmatan lil alamin. “Deklarasi ini diadakan karena setelah berbagai peristiwa teror di negeri ini citra islam dan khususnya gerakan pelajar, mengalami stigmatisasi yang negative,” ungkapnya.
Dalam deklarasi tersebut hadir diantaranya, Deputi I Kemenegpora RI Bidang Pemberdayaan Pemuda, Sakhyan Asmara, ketua umum DPP KNPI Aziz Syamsudin, Ketua umum IPM Deni Wahyudi K, Ketua umum PII Nasrullah, Sekjen IPNU Khoirul Anam, Sekjen IPPNU Kiki Qibtiyah, dan juga pelajar se-Jabodetabek dari empat organsiasi berjumlah sekitar 300 orang. Pada akhir deklarasi, diakhiri dengan Tausyiyah oleh KH Cholil Ridwan dan KI Ageng Abdul Fatah wibisono. (mac)

Berikut isi dari deklarasi Pelajar Cerdas, Pelajar Cinta Damai
Asyhadu Alla Ilaha Illallah
Wa Asyahdu Anna Muhammadurrasulullah
Radhitubillahi Rabba Wabil Islami Dina
Wa Bi Muhammadin Nabiya Wa Rasula

Dan Sesungguhnya kami adalah pelajar, generasi penerus yang sadar akan tugas dan tanggung jawab kami untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan damai, berjanji untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

Kami sebagai pelajar muslim menyadari dan meyakini sepenuhnya akan besar dan pentingnya tugas dan tanggung jawab kami kepada Mahkamah Sejarah umat Islam Indonesia untuk memelihara kesadaran tersebut, dengan ini kami menyatakan :

1. Mengutuk keras segala perusakan yang terjadi di bangsa ini atas nama apapun
2. Meluruskan opini publik bahwa tidak ada hubungan antara terorisme dengan ajaran Islam tentang Jihad
3. Meminta kepada Umat Islam untuk tetap konsisten terhadap ajaran Islam berbasis Rahmatan lil Alamin
4. Menghimbau kepada pihak media untuk memberikan pemberitaan tentang isu terorisme secara seimbang, jernih dan proporsional
5. Meminta pemerintah untuk mengusut tuntas kasus-kasus pemboman dengan prinsip transparan, terbuka dan tidak mengaitkannya pada agama dan kelompok tertentu
6. Berkomitmen dan konsisten dalam berjuang, berorganisasi, dan belajar demi terciptanya kerukunan antar elemen umat Islam, antar manusia, dan antar bangsa

Demikianlah deklarasi dan pernyataan sikap Poros Pelajar, semoga menjadi sebuah ikhtiar menjawab tantangan zaman dan menjadi terapi bagi serangkaian ketimpangan masyarakat saat ini. Machhendra Setyo Atmaja       


Jakarta, 20 Ramadhan 1430 H.
10 September 2009 M.