Termasuk Ibadah Sunnah Yang Utama
Hukum melaksanakan salat secara berjamaah adalah sunah. Tapi salat berjamaah termasuk sunah yang sangat utama. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkannya, sekaligus mencela mereka yang tidak mau menunaikan salat berjamaah.
Hal itu disampaikan mubalig dari Santri Makaryo, Solo, Ustad Wasono Nurhadi, saat ditemui Espos di kediamannya belum lama ini. Dalam sebuah hadis, ujarnya, Rasulullah bersabda, ”Siapa saja yang mendengar seruan azan (di mesjid), tetapi tidak memenuhinya tanpa suatu uzur pun, maka salat yang dikerjakannya (di rumah), tidak akan diterima.’ Para sahabat bertanya, ’Apa uzurnya? Jawab beliau, ’Ketakutan dan sakit,” (HR Abu Dawud dan Ibn Hibban).
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda, ”Kebatilan di atas kebatilan, kekufuran di atas kekufuran, yaitu orang yang mendengar panggilan muazin untuk mendirikan salat, namun ia tidak memenuhinya,” (HR Ahmad dan Ath Thabrani).
”Sebagian sahabat dan generasi salaf memandang salat berjamaah di mesjid wajib bagi kaum laki-laki. Imam Hanafi berpendapat bahwa orang yang salat sendirian di rumah, dan tidak berjamaah di mesjid, maka meski salatnya sah, ia tetap berdosa. Oleh karena itu, sebaiknya seorang muslim bersungguh-sungguh menunaikan salat secara berjamaah di mesjid,” ungkapnya.
Sementara bagi muslim perempuan, katanya, tidak diwajibkan melaksanakan salat berjamaah di mesjid. Tapi ia tetap dianjurkan melaksanakan salat berjamaah di rumah.
Seorang muslim, kata Ustad Nurhadi, seharusnya tertarik dengan keistimewaan dan keutamaan salat berjamaah. Salat berjamaah di mesjid merupakan realisasi dari fungsi mesjid sebagai kampus kehidupan.
”Berjalannya seorang muslim menuju mesjid merupakan tindakan yang menyehatkan dan menumbuhkan kesabaran. Wudu yang dilakukan sebelum melaksanakn salat mengajarkan tentang kebersihan dan kesehatan, sujud dan rukuknya ketika salat bermakna ketundukkan, perintah untuk konsentrasi ketika salat mengajarkan seorang muslim untuk fokus ketika berpikir, salam menjadi perwujudan dari jiwa sosial, pelaksanaan salat lima kali sehari mengajarkan keistikamahan,” ungkapnya.
Hal itu disampaikan mubalig dari Santri Makaryo, Solo, Ustad Wasono Nurhadi, saat ditemui Espos di kediamannya belum lama ini. Dalam sebuah hadis, ujarnya, Rasulullah bersabda, ”Siapa saja yang mendengar seruan azan (di mesjid), tetapi tidak memenuhinya tanpa suatu uzur pun, maka salat yang dikerjakannya (di rumah), tidak akan diterima.’ Para sahabat bertanya, ’Apa uzurnya? Jawab beliau, ’Ketakutan dan sakit,” (HR Abu Dawud dan Ibn Hibban).
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda, ”Kebatilan di atas kebatilan, kekufuran di atas kekufuran, yaitu orang yang mendengar panggilan muazin untuk mendirikan salat, namun ia tidak memenuhinya,” (HR Ahmad dan Ath Thabrani).
”Sebagian sahabat dan generasi salaf memandang salat berjamaah di mesjid wajib bagi kaum laki-laki. Imam Hanafi berpendapat bahwa orang yang salat sendirian di rumah, dan tidak berjamaah di mesjid, maka meski salatnya sah, ia tetap berdosa. Oleh karena itu, sebaiknya seorang muslim bersungguh-sungguh menunaikan salat secara berjamaah di mesjid,” ungkapnya.
Sementara bagi muslim perempuan, katanya, tidak diwajibkan melaksanakan salat berjamaah di mesjid. Tapi ia tetap dianjurkan melaksanakan salat berjamaah di rumah.
Seorang muslim, kata Ustad Nurhadi, seharusnya tertarik dengan keistimewaan dan keutamaan salat berjamaah. Salat berjamaah di mesjid merupakan realisasi dari fungsi mesjid sebagai kampus kehidupan.
”Berjalannya seorang muslim menuju mesjid merupakan tindakan yang menyehatkan dan menumbuhkan kesabaran. Wudu yang dilakukan sebelum melaksanakn salat mengajarkan tentang kebersihan dan kesehatan, sujud dan rukuknya ketika salat bermakna ketundukkan, perintah untuk konsentrasi ketika salat mengajarkan seorang muslim untuk fokus ketika berpikir, salam menjadi perwujudan dari jiwa sosial, pelaksanaan salat lima kali sehari mengajarkan keistikamahan,” ungkapnya.