PENTINGNYA MENGENAL KEPRIBADIAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

KENAPA MENGETAHUI TIPE KEPRIBADIAN MENJADI PENTING?

Sebagian dari kita mungkin masih menyimpan tanda tanya Kenapa mengenal kepribadian siswa menjadi penting untuk meningkatkan prestasi?. Baik, saya akan mencoba menjelaskan sebisa saya. Diantara kita mungkin pernah mengalami hal-hal sebagai berikut:
1. Merasa kesal dengan siswa yang susah diatur.
2. Merasa kesal dengan siswa yang cerewet sedikit-sedikit bertanya, sedikit-sedikit bertanya.
3. Merasa kesal dengan siswa yang bersikap dingin pada kita.
4. Merasa kesal dengan siswa yang “bodoh” atau sulit sekali memahami pelajaran yang kita berikan.
5. Merasa kesal dengan siswa yang keras hati dan mudah emosi.
6. Merasa kesal dengan siswa yang bicaranya kasar.
7. Merasa kesal dengan siswa yang tidak bertanggung jawab.
8. Merasa kesal dengan siswa yang hanya diam saja dikelas, kalau tidak ditanya tidak bicara.
9. Merasa kesal dengan siswa yang mudah tersinggun.
10. Merasa kesal dengan siswa yang lamban dalam mengerjakan tugas.

Kekesalan-kekesalan kita pada dasarnya adalah disebabkan oleh ketidak tahuan kita terhadap tipe kepribadian masing-masing siswa, sehingga kita sering kesal dengan sikap-sikap siswa yang tidak sesuai dengan keinginan kita, kemudian memarahi, tanpa memahami, dan tanpa memberikan solusi yang sesuai dengan pribadi dan kebutuhan siswa. Inilah yang saya maksudkan dengan pentingnya mengenal tipe kepribadian siswa. Mungkin kita tidak sadar, bahwa sikap memarahi yang kita lakukan kepada siswa kita yang tidak pernah bertanya di kelas, bisa menyebabkan siswa malah menjadi minder, malas belajar dan semakin tidak memiliki keberanian di kelas, kenapa ini bisa terjadi?, karena pada dasarnya siswa yang bersangkutan diam bukan disebabkan karena dia tidak tertarik dengan pelajaran, tetapi lebih disebabkan oleh tipe kepribadian introvert yang ada pada dirinya sehingga dia cenderung pendiam. Kesalahan kita adalah, sebenarnya kita harus memotivasinya dan bukan sebaliknya memarahinya. Semoga contoh ini bisa memberi pengertian pada pembaca tentang pentingnya mengenal tipe kepribadian siswa.

APA ITU KEPRIBADIAN

Atkinson (1996) dalam bukunya Pengantar Psikologi Jilid-2 mendefinisikan kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Istilah khas menyiratkan adanya konsistensi perilaku, bahwa orang cenderung untuk bertindak atau berfikir dengan cara tertentu dalam berbagai situasi. Sementara itu menurut Kelly (dalam Koeswara, 1991) kepribadian diartikan sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Menurut Wheeler (dalam Patty, 1982) kepribadian adalah pola khusus atau keseimbangan daripada reaksi-reaksi yang teratur yang menampakkan sifat khusus individu diantara individu-individu yang lain.Sedangkan menurut Sigmund Freud sang pendiri aliran Psikoanalisa (dalam Koeswara, 1991) memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id (dorongan, atau nafsu), Ego (diri) dan superego (nilai yang diintroyeksikan melalui pendidikan). Menurutnya tingkah laku, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

Menurut Hall (1998) kepribadian merupakan hakekat keadaan manusiawi, yaitu bahwa kepribadian merupakan bagian dari individu yang paling mencerminkan atau mewakili pribadi, bukan hanya dalam arti bahwa ia membedakan individu tersebut dari orang lain, tetapi yang lebih penting, bahwa itulah ia yang sebenarnya. Alport (1971) dalam Sarwono (2002) mendefinisikan kepribadian sebagai berikut: “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustments to his environment” berdasar pada definisi Alport tersebut kepribadian memiliki unsur-unsur sebagai beikut (Sarwono (2002):
1. Organisasi yang dinamis. Tidak statis, tetapi selalu berubah setiap waktu.
2. Organisasi itu terdapat dalam diri individu, dan tidak meliputi hal-hal diluar individu.
3. Organisasi itu terdiri atas sistem psikis, yaitu sifat, bakat, dan sebagainya, dan sistem fisik yaitu anggota dan organ-organ tubuh yang saling terkait.
4. Organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungannya.

TIPE KEPRIBADIAN

Menurut Mahmud (1990) kepribadian terbagi menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi kepribadian sebagai berikut:
1. Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.
2. Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.
3. Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar evasive, neurotik.
4. Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.
5. Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.
6. Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.
7. Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.
8. Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.
9. Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.
10. Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.
11. tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.
12. Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

Menurut Eysenck (1964) tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kepribadian Ekstrovert :dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
2. Kepribadian Introvert :dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
3. Neurosis : dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

PEMBAHASAN

Diatas telah dibahas tentang pengertian kepribadian dan tipe-tipe kepribadian. Telah sangat jelas bahwa yang dimaksud dengan kepribadian adalah suatu cirikhas yang menetap pada diri seseorang dalam berbagai situasi dan dalam berbagai kondisi, yang mampu membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dan diatas juga telah dijelaskan mengenai tipe-tipe kepribadian, ada individu-individu yang bersahabat, menyenangkan, ramah, banyak bicara, impulsif dan sebagainya.

Lalu bagaimana kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar?, tentu saja sangat berkaitan. Dalam dunia pendidikan, sebagai seorang pendidik atau dalam lingkup lebih kecil dalam rumah tangga sebagai orang tua kita pasti akan dihadapkan pada berbagai karakteristik kepribadian, ada siswa-siswa yang menyenangkan, periang, mau terbuka terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya, aktif dalam berbagai organisasi yang ada di sekolah dan sebaliknya ada siswa-siswa yang terkesan membosankan, pendiam, tidak terbuka, tidak hangat dan lain sebagainya. Tentu saja sebagai seorang pendidik kita sangat dituntut untuk memahami karakteristik kepribadian setiap siswa, sehingga selaku pendidik kita dapat memberikan stimulasi atau perlakuan yang sesuai dengan tipe kepribadian siswa yang kita hadapi. Dengan begitu treatment-treatment yang kita berikan kepada siswa akan mengantarkan siswa kepada suatu kondisi optimal, baik dalam bidang prestasi akademik maupun prestasi non akademik. Tetapi akan menjadi kebalikannya jika treatment-treatment yang kita berikan tanpa mempertimbangkan aspek kepribadian siswa, mungkin karena terguran kita yang terlalu kasar, karena cara kita menyampaikan kurang sesuai dengan pribadi anak, justeru akan mengantarkan peserta didik kedalam kondisi destruktif, delinkuen, tidak berprestasi.

Sebagai contoh Fulan adalah siswa yang peringan, banyak bertanya, tidak mudah puas dengan penjelasan guru di kelas sehingga tidak jarang dia membuat guru bingung dengan pertanyaan-pertanyaannya. Tetapi karena guru tidak memahami kepribadian Fulan yang memang seperti itu, guru sering menegurnya dan memberi peringatan dengan tuduhan terlalu berani dengan guru dan tidak sopan. Pada akhirnya, karena selalu mendapat teguran dari guru yang dianggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan (karena disisi lain Fulan adalah pribadi yang cenderung menarik diri) Fulan menjadi siswa yang pendiam takut bertanya, dan malas belajar, dan pada akhirnya prestasinya jeblok. Ini hanya sebuah contoh realitas yang sering terjadi disekitar saya. Mungkin dan bisa jadi pasti, para pembaca juga mempunyai banyak cerita tentang kegagalan dalam memberikan respon, kegagalan dalam memberi perlakuan kepada orang lain, kegagalan dalam berkomunikasi, kegagalan dalam bersosialisasi, kegagalan dalam menjalin hubungan asmara, kegagalan dalam mendidik anak, kegagalan dalam mendidik murid, kegagalan dalam mendidik santri dan lain sebagainya yang disebabkan oleh ketidak fahaman pembaca terhadap karakteristik kepribadian orang yang sedang menjadi lawan bicara kita, patner kerja kita, dan …….

“Berbicara kehidupan manusia sebagai individu memang tidak akan pernah keluar dari kerangka mengenai kepribadian. Kepribadian merupakan konsep dasar psikologs yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir, perasaan, perilaku, serta bertindak sebagai aspek fundamental dari setiap individu”.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L. 1996, Pengantar Psikologi Jilid-2, Terjemahan oleh Taufiq, (Jakarta:Erlangga).

Koeswara, E. 1991, Teori-teori kepribadian, (Bandung:Eresco).

Patty, F. dkk.1982, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya:Usaha Nasional).

Hall, Calvin S.1998, Teori-teori Psikodinamik, (Yogyakarta:Kanisius).

Sarwono, Sarlito W. 2002, Psikologi Sosial, (Jakarta:Balai Pustaka).

Mahmud, DImyati. 1990, Psikologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta:BPFE).

ARTIKEL INI JUGA DAPAT DILIHAT DI
SUHADIANTO.BLOGSPOT.COM.

UNTUK MELIHAT TULISAN-TULISAN SAYA DALAM BENTUK MS. WORD, MS. EXCEL, MS. POWER POINT , PDF DAPAT DILIHAT DI
IKAPSI.MULTIPLY.COM.