Pendidikan alternatif selepas SLTA

Lulus sekolah merupakan satu anugerah tersendiri. Ada beberapa teman dalam satu sekolah yang tidak lulus karena nilai UN mereka berada di bawah standar kelulusan, yakni 5,5, dan bahkan sepekan sebelum pengumuman resmi kelulusan, ada sekitar 19 sekolah yang semua siswanya tidak lulus UN.

Hal ini disebabkan permasalahan teknis karena lembar jawaban tidak terbaca oleh scanner, atau sebab lain yang masih dalam penyelidikan.
Pada tahun ini, SLTA meluluskan sekitar 9.000 siswa per daerah setingkat kabupaten, atau sekitar 180.000 untuk daerah provinsi dan sekitar 9.000.000 siswa pada skala nasional. Siswa lulus memerlukan kelanjutan, akankah ke perguruan tinggi, ataukah bekerja?.
Persentase siswa lulusan SLTA yang melanjutkan ke perguruan tinggi baik perguruan tinggi swasta atau negeri adalah sekitar 10%, sementara 90% siswa lulusan SLTA tidak melanjutkan ke peguruan tinggi, mereka memilih untuk mencari kerja.
Terlepas dari biaya yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja sesuai dengan jalur pendidikannya menjadikan minat siswa melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi menjadi semakin rendah.
Sementara itu 90% siswa yang tidak melanjutkan berarti harus siap bekerja dalam berbagai bidang pekerjaan yang tersedia di perusahaan besar, menengah, atau perusahaan rumahan. Pertanyaan yang mudah bisa kita sampaikan sebagai respon terhadap banyaknya angka siswa lulus SLTA apakah berimbang dengan banyaknya kebutuhan dunia kerja? Jika tidak berimbang, maka apa yang perlu dilakukan, supaya siswa lulus SLTA memiliki harapan untuk menyongsong hari depan yang tentu saja lebih baik.
Gelombang krisis keuangan global yang terjadi di akhir tahun 2008 masih dirasakan hingga sekarang, di antara akibatnya adalah banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan dengan alasan efisiensi keuangan perusahaan. Sementara itu usaha kecil dan menengah berada pada tataran hidup segan mati tak mau.
Adakah peluang kerja lain selain daripada bekerja pada perusahaan? Dan adakah pendidikan alternatif selain perguruan tinggi yang terkadang kurang terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah ?
Peluang usaha yang kemudian muncul adalah berbagai jenis usaha memerlukan modal kecil dan tanpa syarat keterampilan tertentu, seperti counter pulsa HP, toko kelontong, persewaan CD, jasa perantara penjualan atau makelar dan jenis-jenis usaha lainnya yang berada dalam wilayah modal rendah dan tanpa syarat keterampilan tertentu.
Akibatnya persaingan pada jenis-jenis usaha yang modal rendah dan tanpa syarat keterampilan tertentu ini menjadi sangat tinggi, atau bisa dikatakan tidak sehat. Hal itu mengakibatkan biaya produksi terkadang tidak menyertakan upah pekerja dalam penghitungan akhir. Kebanyakan para pedagang kelontong merasa yang terpenting hasil produksi bisa kembali digunakan untuk membeli barang dagangan dan sedikit tersisa untuk dikonsumsi.
Jawaban pertanyaan tentang pendidikan alternatif adalah sebagai berikut :

1. Pesantren tradisional
Pesantren tradisional merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan yang tidak terbatas pembelajarannya dalam hitungan kelas 1, 2, 3. Kajian kitab-kitab ilmiah sebagai buah karya para filsuf sekitar 10 abad yang lalu tetap menarik untuk dilakukan. Di bawah bimbingan ulama yang arif dan bijaksana, pendidikan pesantren menjawab alternatif pendidikan pascalulus SLTA.
Tidak ada biaya yang wajib dikeluarkan di awal tahun pelajaran; tidak memungut uang pembangunan, tidak perlu uang SPP dan biaya pendidikan yang lain. Yang di pentingkan adalah niat hati yang tulus dan ikhlas untuk belajar memperdalam ilmu pengetahuan dan ilmu agama dari sumbernya.
Secara implisit di pesantren terdapat fakultas psikologi dan kedokteran jiwa, yang mempelajari tentang tazkiyatun nafs, bagaimana mengobati/mensucikan jiwa, menebarkan persaudaraan, menyambung tali silaturahmi, mengikis habis penyakit hati seperti, riya (pamer), iri dengki, permusuhan, ujub (bangga diri), kesombongan, cinta kedudukan dan kehormatan.
Fakultas MIPA, mempelajari bagaimana menghitung awal bulan dengan metode hisab, menghitung hak waris, menghitung jumlah harta yang wajib dizakati. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan pendidikan tentang filsafat pendidikan yang tidak terbatas waktunya, yaitu dari buaian sampai liang lahat, tidak terbatas tempatnya, dan tidak terbatas pula siapa yang mengajarkannya.
Output dari pesantren yang berhasil akan memiliki cukup modal untuk hidup bermasyarakat dengan segala dinamikanya. Terlebih lagi saat sekarang banyak pesantren tradisional yang juga mengajarkan bertani, berdagang kelontong, teknik otomotif dan lain sebagainya.

2. Kursus
Kursus-kursus yang menawarkan keterampilan praktis seperti mengetik komputer, bahasa asing, menjahit, kepribadian, olah vokal, musik, cabang-cabang olahraga dan lain sebagainya merupakan jawaban pendidikan alternatif yang kedua. Sebab untuk bisa mengikuti kursus diperlukan persiapan biaya yang cukup banyak.
Bagi orangtua yang memiliki anak lebih dari satuorang, pada saat salah satu anaknya lulus SLTA sementara adiknya lulus SLTP dan harus masuk ke SLTA, maka pendidikan yang memerlukan biaya besar bukan alternatif yang paling baik.
Namun demikian tempo kursus yang singkat menjadi menarik untuk dijadikan pilihan dibandingkan dengan tempo pendidikan perguruan tinggi yang cukup panjang. Harapan siswa-siswa kursus adalah mengasah ketrampilan tertentu yang dapat digunakan untuk memasuki dunia kerja. Terlebih lagi dunia usaha untuk masa sekarang mementingkan sertifikat-sertifikat kursus sebagai nilai tambah dalam rekrutmen karyawan baru.
Terdapat pendidikan luar sekolah yang dikelola pemerintah yang menjadi alternatif selain lembaga-lembaga kursus, yaitu balai latihan kerja. Balai latihan kerja yang berada pada setiap wilayah kabupaten/kota menjadi pilihan yang cukup menarik bagi siswa-siswa lulusan SLTA. Untuk puteri ditawarkan ketrampilan kursus menjahit, dan untuk putra terdapat alternatif kursus montir, setir mobil, beternak ikan dan lain sebagainya.

3. Magang
Magang adalah alternatif berikutnya, hal ini terutama bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang telah memiliki bekal pengalaman dunia kerja dalam praktik kerja industri dan praktik kerja lapangan. Pengalaman kerja dan teori yang telah diajarkan disekolah menjadi modal yang baik untuk menjadi tenaga magang pada satu perusahaan.
Bagi perusahaan tidak ada ruginya mempekerjakan tenaga magang karena selain belum terhitung gaji selayaknya karyawan, pekerja magang telah memiliki modal teori dan praktik yang cukup untuk menjadi asisten karyawan perusahaan.
Materi pendidikan alternatif setelah lulus SLTA memiliki kecenderungan untuk tidak terbingkai dalam kurikulum, lebih menekankan kepada bakat dan keterampilan masing-masing untuk bisa menjadi seseorang yang berguna bagi keyakinannya, bagi keluarganya, dan bagi masyarakat serta bangsa dan negara.
Penggiatan pendidikan alternatif sebagai tulang punggung pendidikan bagi 90% siswa setelah lulus SLTA merupakan tanggung jawab setiap warga masyarakat, dan juga merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai sistem yang berwenang untuk memberikan subsidi, dukungan material, dan payung hukum terhadap lembaga-lembaga pendidikan alternatif selain arahan dan bimbingan yang membangun. - Oleh : Asep Awaluddin SPdI Praktisi pendidikan