MANAGEMENT KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

“Setiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Imam adalah pemimpin dalam keluarganya, bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Laki-laki itu pemimpin, bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Wanita itu pemimpin dalam rumah tangganya, dan bertanggung jawab tentang kepemimpinannya. Khadam itu pemimpin bagi harta majikannya, bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Ciri khas tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahkan suatu ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Demikian juga pemimpin di manapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.
Membicarakan kepemimpinan memang menarik dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.
Mendalami masalah kepemimpinan sebenarnya ada dua pendapat yang saling tarik menarik. Yaitu antara apakah pemimpin itu dilahirkan atau pemimpin itu dibentuk dan dikukuhkan. Pandangan pertama, berkisar pada pendapat bahwa seorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.
Sedangkan pandangan kedua, berkisar pada pendapat yang mengatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan dikukuhkan. Sehingga di antara para ahli muncul perbedaan pandangan tentang asal usul pimpinan. Garis besar kenyataan yang paling dapat dipertanggungjawabkan adalah yang terdapat di antara kedua pandangan yang ekstrem itu.


Keberhasilan maupun kegagalan dari suatu organisasi, apakah perusahaan, lembaga pemerintah, rumah sakit, ataupun organisasi sosial lainnya, akan selalu dikaitkan dengan pemimpin dari organisasi dimaksud. Dengan kata lain, kepemimpinan merupakan unsur kunci dalam menentukan efektivitas maupun tingkat produktifitas suatu organisasi. Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, beberapa di antarnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Ordway Tead (dalam Kartini Kartono, 1994:49)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. George R. Terry (dalam Kartini Kartono, 1994:49)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
3. K. Hemphill (dalam M. Thoha, 1996:227)
Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.
4. Prof. Kimball Young (dalam Kartini Kartono, 1994:50)
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dalam situasi tertentu.
Empat sifat umum yang nampaknya mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan efektifitas kepemimpinan yaitu:
a. Kecerdasan, hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.
b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai keinginan menghargai dan dihargai.
c. Kemauan diri dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara dasar mempunyai dorongan kemauan yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang diberikan dari dalam organisasi dibandingkan dengan penghargaan luar organisasi.
d. Sikap dan hubungan kemanusiaan, pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kekuatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.

Demikian sekelumit pengetahuan tentang kepemimpinan dalam organisasi. Tentunya masih jauh dari yang diharapkan tetapi paling tidak menggugah dalam proses diskusi maupun bahan renungan ketika dalam mengelola organisasi kemasyarakatan, organisasi pelayanan, dan organisasi sejenis. Masih terbuka bagi pembaca budiman untuk mengkritisi dan menambah dengan ide-ide konstruktif untuk lebih sempurnanya makalah ini .