Life Is Beautiful

Sebuah Jendela Untuk Melihat Dunia**

Apakah hidup benar-benar indah seperti judul di atas??Di mata seorang wanita tua,yang terjadi justru yang sebaliknya:Hidup begitu menyedihkan! bahkan wanita ini menangis setiap hari. Bila hari hujan ia menangis,begitu pula bila hari panas. seseorang lelaki yang kebetulan lewat merasa iba dan bertanya kepadanya, "Mengapa ibu menangis?" sambil tersedu-sedu, wanita itu menjawab, "Aku punya dua orang putri, yang sulung menjual sepatu dan kain dan yang bungsu menjual payung. bila hujan turun, aku sedih memikirkan putri sulungku yang sepatu kainnya tak laku." Sebaliknya bila cuaca bagus, aku sedih memikirkan putri bungsu ku yang payungnya tak laku.

mendengar hal itu lelaki itu berkata, "Agar bisa bahagia, cobalah ibu pikirkan yang sebaliknya. Kalau hujan turun pikirkan putri bungsumu. pasti payungnya akan banyak terjual." Sebaliknya kalau cuaca bagus pikirkan putri sulungmu. Bukankah sepatu kainnya akan laku keras pada saat itu? Wanita itu mendengarkan nasehat itu dengan sungguh-sungguh dan sejak saat itu ia tak pernah menangis lagi. Bahkan, ia selalu bersyukur dan tertawa setiap saat.

Para pembaca yang budiman, mudah-mudahan cerita sederhana di atas dapat memberikan inspirasi bagi kita semua. Untuk bisa bahagia yang kita perlukan hanyalah merubah cara pandang kita. bayangkan, sebuah perubahan besar terjadi hanya karena perubahan dalam cara melihat. Padahal peristiwanya sendiri tetap sama dan tidak mengalami perubahan sedikitpun. Semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita sebenarnya tidaklah kita respon begitu saja. Ia selalu disaring terlebih dahulu oleh "jendela" yang kita miliki.

Untuk mempermudah, saya akan menggunakan gambar di bawah ini. Stimulus adalah apapun yang berada di luar anda. Ia bisa berupa kejadian, peristiwa atau pun hanya sebuah objek biasa. Yang pasti stimulus adalah segala sesuatu yang berada di luar anda. sementara Respon adalah tanggapan atau tindakan anda terhadap stimulus tersebut. Pertanyaannya, apakah stimulus itu langsung begitu saja menghasilkan respon seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini?

STIMULUS --------> RESPON

Ternyata tidak bukan? Stimulus yang sama ternyata bisa menghasilkan respon yang berbeda. ada banyak contoh yang bisa kita kemukakan di sini. Coba bayangkan kalau anda harus di rawat di rumah sakit pada hari raya. Apakah itu kabar baik bagi anda, atau kabar buruk? Nah, respon anda pada stimulus ini sangat tergantung pada cara anda melihat. Dengan kata lain, ini tergantung dari "Jendela" yang anda gunakan.

Umumnya orang merespon hal ini dengan kesedihan dan kekecewaan. Tapi seorang kawan menanggapinya dengan berbeda.kawan saya ini masuk rumah sakit tepat pada hari lebaran dan ia malah bersyukur. Kenapa? Ia saat ini sedang menjalani diet super ketat berkaitan dengan penyakit yang dideritanya. Sayangnya ia seringkali melanggar berbagai pantangan. Nah masuk rumah sakit pada hari lebaran adalah "kabar baik" karena kegiatan silaturahmi saat lebaran sering membuat ia melupakan dietnya. selain itu ia punya waktu untuk beristirahat sambil sekaligus tetap bisa berlebaran.Jadi, kalau bisanya ia repot-repot mengunjungi kawan-kawannya,kini kawan-kawannyalah yang datang bergantian mengunjunginya di rumah sakit.

Dalam bisnis hal yang sama juga sering terjadi. Sebuah situasi yang sulit ditanggapi oleh dua kawan saya dengan cara yang berbeda. Kawan pertama menanggapi lesunya penjualan dengan menata ulang strategi bisnisnya. Ia juga mengadakan kompetisi di antara karyawan dan memberikan hadiah pada mereka yang dapat menemukan terobosan dan ide-ide yang inovatif. tapi kawan kedua menanggapinya secara berbeda. Ia menganggap karyawannya kurang giat dalam bekerja, karena itu konsekuensinya gaji mereka tidak akan dinaikkan untuk tahun berikutnya.

Kenapa respon mereka berbeda? Sekali lagi ini adalah persoalan "jendela". Kawan pertama melihat bahwa rezeki itu datangnya dari Tuhan. Tugas kita hanyalah berusaha,tetapi hasilnya tetap berada di tangan Tuhan. Meminjam istilah Stephen Covey, usaha adalah cercle of influence (lingkaran pengaruh) kita. Ia menyadari bahwa persoalan rejeki sepenuhnya ada di tangan Tuhan. Persoalan kita sebagai manusia hanyalah berusaha dengan sekuat tenaga.

"Kalau anda merasa kurang bahagia, pasti ada yang salah dengan "Jendela" Anda. Solusinya sederhana saja, bersihkan jendela Anda dan rubahlah posisinya menjadi lebih baik. Anda akan langsung merasakan kehidupan yang indah, bahagia dan penuh dengan berbagai keajaiban" To Be Continue....