Indonesia Kembali ke Era Orde Baru?

Bukan tidak mungkin Indonesia akan menjelma kembali menjadi sebuah penjara yang besar; jika kebebasan berpendapat dikebiri, jika keluhan hak konsumen dihadiahi hukuman sel penjara, jika prinsip keterwakilan yang proposional sesuai asas Bhineka Tunggal Ika distigma sebagai sara yang memecah belah kesatuan bangsa, jika busana takwa sebagai salah satu bentuk ekspresi ketaatan dalam menjalankan ajaran agamanya distempel sebagai sara dan rasis bahkan dilecehkan hanya sebagai urusan selembar kain saja, jika atas nama undang-undang maka hak warga untuk memilih di pemilu dihalangi, jika proses demokrasi pun dapat juga diakali dan dimanipulasi; maka hanya ada satu kata yang dapat diucapkan : selamat datang kembali ke era neo-otoriterisme dan neo-represifme.

Sesungguhnya belum terlampau lama, baru sekitar sepuluh tahun saja, kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di negara ini terlepas dari penjara besi rezim pemerintahan yang otoriter dan represif secara vulgar dan terang-terangan.

Jika pada masa lalu cara ototarian dan represif hanya monopolinya para penguasa negara. Maka di zaman baru ini di zaman neoliberalisme akan lebih mengerikan lagi, pintu dengan mengatasnamakan hukum dan undang-undang dapat digunakan dengan untuk penggunaan cara-cara yang otoriter dan represif yang berbungkus kesantunan oleh para penguasa negara bahkan juga oleh pemilik modal kapital.

Akankah kita akan membiarkan itu semua terjadi ?.

Semua kembali kepada pilihan kita masing-masing pribadi, bagaimana kita akan menentukan arah perjalanan bangsa ini di Pilpres tanggal 8 Juli 2009 mendatang.

Inilah konsekuensi logis dari demokrasi yang one man one vote, mayoritas adalah penentu segala-galanya. Siapapun yang menjadi pemenang mutlak akan berhak menentukan nasib orang per orang, kesejahteraan hidup orang per orang, termasuk mereka yang tidak memilih menjadi bagian dari kelompok pemenang mutlak Pilpres. Meniti jalan menuju tujuan dari demokratisasi dan terbentuknya masyarakat madani memanglah terjal dan teramat licin, sungguh hanya ada perbedaan tipis antara tirani minoritas dengan diktator mayoritas.

Jari andalah yang akan menentukannya, pilihan anda di Pilpres 8 Juli 2009 mendatang yang akan menentukannya ?.

Selamat mencontreng!